Blog

Instruktur HUDA dan Harapan Estafet Perjuangan Tu Sop

Arriwayah.com – Salah satu kelompok terpelajar yang intent mengkonsumsi pemikiran-pemikiran Ayah Jeunieb (Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab) adalah para instruktur/trainer Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).

Selain gagasan besar dari Ayah yang sudah menjadi darah daging dalam diri setiap Trainer, mereka sudah dibekali berbagai strategi dakwah Rasulullah SAW yang soft yang disiapkan kusus untuk terjun ke dalam masyarakat, kususnya generasi muda yang tidak tersentuh oleh komunitas pendidikan.

Harapan terbesar seorang Ayah Jeunieb yang selalu saya dengar berulang-ulang kali adalah menjadikan masyarakat Aceh memiliki pola pikir yang benar dan menguasai ilmu pengaturan yang memadai. Karena akan mustahil sebuah bangsa bisa maju dan berkembang jika orang-orangnya tidak siap untuk maju, tidak memiliki sumber daya yang baik dan pola pikir yang jauh tertinggal.

Oleh sebab itu pendidikan adalah fondasi dari semua harapan dan sulusi untuk semua keluh kesah yang terjadi di dalam masyarakat saat ini. Untuk terwujudnya cita-cita ini membutuhkan perjuangan berat. Secara pribadi Ayah sudah melakukan dakwah ini sejak lama. Setelah perjalanan panjang dan diskusi mendalam kemudian Ayah menemukan pola baru agar gerakan ini bisa dilakukan massif dan sistematis.

Adapun pola baru tersebut adalah gerakan Training Kader Dakwah (TKD). Salah satu trainer senior yang memiliki kesamaan visi dan misi dengan Ayah adalah Master Lailan Fajri Sayidina, Faunder Lembaga Tanda Seru Indonesia. Abi Rizwan H. Ali adalah sosok yang menghubungkan antar Ayah dengan Master Lailan.

Dalam diskusi panjang itu kemudian mengerucut untuk memperbanyak para trainer yang akan ditugaskan ke gampong di seluruh Aceh melalui kegiatan Training of Trainer (ToT).

Tidak hanya disitu, Ayah berjuang dakwah ini dengan lobi dan mencari dukungan berbagai pihak untuk berkolaborasi termasuk pemerintah Aceh. Proses panjang dan energi besar. Alhasil Ayah mampu meyakinkan pihak-pihak tersebut, dukungan dakwah memperbaiki dan mencerdaskan generasi disambut baik termasuk pemerintah Aceh melalui Peraturan Gubernur (Pergub) pada tahun 2022.

Saat ini 80% Kabupaten/Kota di Aceh sudah dilakukan ToT dalam rangka menyiapkan kompetensi para Trainer. Tahun 2023 lalu Kabupaten Bireuen sudah berhasil memecah rekor tuntas melakukan TKD hingga 604 Gampong. Saat ini sedang berlangsung di Kabupaten Aceh Timur.

Pendidikan pola ini terbukti berdampak, meski hasilnya tidak terlihat cepat, namun secara perlahan semua akan membaik. Ayah sendiri selalu memotivasi kita bahwa yang kita lakukan ini adalah ibarat menanam pohon yang hasilnya belum tentu kita yang nikmati.

Kini jasad Ayah sudah tiada, namun saya berkeyakinan bahwa pemikiran dan gagasan Ayah tidak akan terhenti. Para Trainer LPTKD-HUDA adalah salah satu eleman penting dan harapan besar dalam melanjutkan perjuangan Ayah sampai titik darah penghabisan.

Juga saya berharap kepada semua pihak, termasuk pemerintah untuk memfasilitasi dan dukungan terus menerus. Mulai dari pendampingan terlaksananya TKD di seluruh Gampong juga proses tindak lanjut setelahnya. Peserta yang sudah mengikuti TKD mendapatkan banyak hal, hampir semua pengakuan mereka mengatakan, kenapa ureng droneh telat neujak jemput kamo?

Selagi ada waktu, selagi semua belum terlambat, selagi semangat masi ada. Saya rasa kini saatnya kita buktikan pada diri sendiri dan juga bukti bahwa kita semua pejuang setia yang berada dalam perjuangan yang Ayah perjuangan dengan susah payah. Suatu hari nanti Aceh akan lebih baik, jika kita semua tidak berhenti berjuang meski Ayah sudah tiada. Insyaallah.

Oleh: Martunis A Jalil, SH*

Sumber: https://www.kabarpopuler.online

Back to top button